Sudah berapa cowok yang sakit hati gara-gara aku?
Ya mereka itu cowok, bukan pria. Maka mereka sakit hati. Salahku yang menganggap mereka pria, padahal mereka itu cowok seperti biasa. Apakah apa yang kulakukan begitu salah? Lalu apa komentarmu tentang kisahku ini?

Dulu awalnya aku tak mengerti cinta, bahkan mungkin sampai saat ini aku belum begitu paham. Tapi aku telah mengalami cukup banyak rasa dan cerita saat ini. Petualangan cinta ini berawal dari 6 tahun yang lalu.

Saat itu aku mempunyai prinsip yang teguh untuk tidak berpacaran. Hingga beberapa cowok aku tolak cintanya, aku anggap cintanya cinta monyet. Hingga suatu saat ada keinginan untuk memiliki seseorang dengan status pacara, karena perasaan nyaman saat bersamanya membuat aku merasakan jatuh cinta. Tapi sayangnya, cintaku dan seluruh pengorbananku, yang aku rasa begitu besar, percuma dan sia-sia.

Aku merasa dia memberi harapan palsu saja, kadang aku hanya dijadikannya pelampiasan, bahkan sampai saat ini aku tidak pernah mempunyai status pacar dengannya. Betapa sakit hatinya saat itu, galau menyebabkan buruk. Maka dari situ aku mencoba berpaling dengan yang lain, namun tak ada. Betapa hancur dan berkepinh-kepingnya hatiku saat itu. Namun tak ada yang bisa kulakukan selain menerima kenyataan.

Walaupun aku belum bisa melupakannya, tapi aku menemukan seseorang yang baru, yang ternyata tulus cintanya. Walupun dia aneh dan tidak seperti cowok yang lainnya tapi dia polos. Aku suka dengannya tapi tak ada perasaan cinta yang dalam tapi aku senang bersamanya. Saat aku telah bersamanya, cowok yang dulu memberi harapan palsu padaku dan cowok-cowok yang lain yang dulu aku dekati, malah memintaku kembali kepadanya dan menerima cintanya, mereka sedang patah hati dan menyadari arti diriku.

Tapi aku sudah tidak bisa! Maka itulah akibatnya menyianyiakan dan mengkhianati diriku, penyesalan mereka begitu dalam. Tapi, inilah cinta aku dan dia tidak berlanjut lama. Hanya sebentar saja, tapi kenangannya sungguh manis. Tapi aku tidak menyesali berhubungan dengannya, aku bersyukur kenal dengannya, akupun tidak sakit berpisah dengannya. Walupun awalnya aku sulit melepaskannya.

bersambung...